Fhoto: Ramlah atlet dayung asal Sulbar
Mamuju- Mbs77sulbar.com – Atlet dayung putri asal Desa Bambu Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Ramlah Baharuddin, ikut menyumbangkan medali perak untuk Indonesia di Ajang Asian Games 2018.
Ramlah, masuk dalam tim dayung naga putri berjumlah 12 orang yang bertanding di Danau Jakabaring, Palembang, pada nomor 200 meter yang finish dengan catatan waktu 56,817 detik.
Gadis muda kelahiran tahun 1999 itu menyumbangkan medali perak bersama Alvonsina Monim, Stevani Maysche Ibo, Masripah, Karim Shifa Garnika, Christina Kafolakari, Selvianti Devi Hidayat, Raudani Fitra, Astri Dwijayanti, Fazriah Nurbayan, Since Lithasova Yom dan Ririn Puji Astuti.
Ramlah dan rekan setimnya kalah tipis dari tim dayung naga putri China saat finish yang finish dengan waktu 56, 161 detik. Sementara, medali perunggu direbut tim dayung dari Korea dengan catatan waktu 56, 851 detik.
Kepala Dinas Pemuda dan Olagraga Sulawesi Barat, Muhammad Hamzih saat dihubungi media mengaku telah mempersiapkan bonus untuk Ramlah B yang ikut membawa nama Sulbar di pesta olehraga terbesar di Benua Asian ini.
“Saya akan ke Jakarta menemui adik Ramlah dan akan memberikan bonus,”kata Hamzih kepada media Sabtu (25/8/2018).
Hamzih mengatakan, mengenai jumlah bonus yang akan diberikan untuk Ramlah, ia akan membicarakan dengan pimpinannya dalam hal ini Gubernur Sulawesi Barat.
“Tentu kami sangat bersyukur selaku pemerintah daerah, karena putri terbaik kita ikut mengharumkan nama baik Indonesia di Asian Games meski hanya perak,”tuturnya.
Gadis muda yang membela kehormatan Sulawesi Barat dan Indonesia di ajang olahraga antar-bangsa di Benua Asia ini, juga pernah mewakili Indonesia pada tahun 2017 lalu, di ajang International Dragon Boat Races di Makau, Cina.
Ramlah membawa semangat para pelaut Mandar yang hebat di arena dayung. Dia meraih runner up di kejuaraan internasional yang bergengsi itu. Ia menunjukkan pada banyak orang bahwa Sulawesi Barat adalah samudera yang telah melahirkan banyak pelaut ulung.
Kisah hidupnya juga membuat tersentuh. Ayah dan ibunya telah meninggal dunia. Dia seorang yatim piatu yang tinggal bersama kakaknya.
Beruntung, Ramlah mengenal olahraga yang kemudian melejitkan prestasinya. Bakat siswi SMA Negeri 2 Mamuju itu sudah terlihat sejak dini. Dia adalah atlet binaan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP).
Jika para pelaut dan nelayan kita telah menjadi bahari yang menjelajah hingga pulau-pulau dan membangun Sandeq sebagai perahu tercepat, maka dirinya menunjukkan di arena dayung.(*)