MAMUJU, mbs77 – Mencermati maraknya peredaran narkoba di Sulawesi Barat (Sulbar) yang sudah menyasar hampir semua kalangan, anggota DPD RI, Asri Anas meminta BNN, Lapas dan Polda Sulbar fokus dalam memerangi narkoba.
“Data yang ada sungguh memalukan bahwa Sulbar sebagai daerah yang masih sangat hidup nilai-nilai agama, berada di peringkat 16 provinsi dengan tingkat peredaran narkoba terbesar di Indonesia,” ujar Asri dalam rilis yang dikirim, Sabtu (21/7).
Bahkan, lanjut Asri, rilis pemerintah menyebut, ada 17 persen penduduk Sulbar terindikasi narkoba.
“Baru-baru ini, Sulbar ditemukan pabrik narkoba yang dikendalikan dari Lapas, sungguh mengerikan!” ungkapnya.
Olehnya, dalam rangka mewujudkan Sulbar bebas narkoba, Asri meminta Polda Sulbar untuk maksimal memberantas narkoba, khususnya menutup pintu masuk narkoba yang umumnya dari laut.
Sesui laporan masyarakat yang diterima Senator dapil Sulbar tersebut, salah satu pintu masuk narkoba adalah Pelabuhan Babana Mateng.
“Kami harap ada pengawasan serius terhadap pintu-pintu masuk. Jika terus marak peredaran narkoba, maka akan timbul kesan ada pembiaran,” tegasnya.
Asri Anas juga menekankan hal serupa kepada BNN Sulbar. Lembaga anti narkoba itu harus fokus melakukan sosialsiasi dan pendidikan, khususnya membangun semangat bersama memerangi narkotika terhadap generasi muda.
“Saya pribadi tidak ingin anak-anak muda atau generasi Sulbar rusak karena narkotika. Sosialsiasi harusnya lebih massif,” pintanya.
Sementara untuk Lapas sebagai mitra kerja Kemenkumham, ia meminta Menteri Hukum dan Ham memberhentikan kalapas yang masih marak peredaran narkoba di Lapas yang dipimpin.
Menurutnya, jika ada lapas yang masih menjadi tempat peredaran atau bahkan mengendalikan narkoba, kalapas yang bersangkutan tidak menjadi bagian serius dari misi memerangi narkoba. (M)