Merasa Dilecehkan “PUS Lakukan Aksi Demo

Daerah, Mamuju, Sosial604 views

Mamuju Mbs77sulbar.com – Aksi  Demonstrasi Pelajar, Mahasiswa, pemuda serta Orang tua, dari berbagai daerah yang ada di Wilayah Pitu Ulunna Salu (PUS) .

‘Mendatangi serta menduduki kantor dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) untuk melakukan aksi unjuk rasa Kamis, 2/7/18

‘Aksi yang di gelar ini sebagai bentuk protes kepada dinas pendidikan, yang menyebutkan dalam redaksi Muatan Lokal (Mulok) bahwa Bahasa Pitu Ulunna Salu (PUS) “tidak jelas dan tidak berwujud”.

‘Maksa aksi Berangkat dari  Ahmad Kirang Mamuju, Sesampainya di Kantor dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar, massa aksi langsung menerobos masuk kedalam kantor dinas Penddikan dan Kebudayaan Sulbar

‘Massa sangat kecewa dan kesal  kepada dinas Pendidikan atas rumusan yang dibuat, yang dianggap melecehkan PUS, Bahkan beberapa massa aksi sempat terpancing amarah lantaran “pak ramli sebagai perumus Mulok lama menemui massa aksi  Namun kesiagaan aparat sehingga amarah massa meredah.

‘Lanjut Massa aksi melakukan orasi secara bergantian dan meminta alasan atas penejelasan serta pertanggung jawaban kepada oknum perumus mulok ( muatan lokal ) yang mengatakan dalam bahasa bahwa PUS tidak jelas, jangan sampe memancing terjadinya konflik Etnis”ungkap” riank

‘Kita tau bahwa negara ini sudah melindungi secara konstitusi semua suku yang ada sehingga kami dari massa aksi dari PUS  (pitu ulunna Salu) merasa kecewa dan terpukul atas paparan Ramli yang semena mena mendeskreditkan suku kami.” Tegas Riank”

Adapun tiga poin tuntutan massa aksi antara lain:

1. Ramli harus mengklarifikasi dan meminta maaf kepada masyarakat Pitu Ulunna Salu secara terbuka.

2. Penamaan muatan lokal “sastra dan Bahasa Mandar” harus dirubah dengan nama yang lebih mengakomodir secara kesuluruhan suku yang ada di Sulbar, yaitu “Sastra dan kearifan lokal Sulbar”.

3. Apabila pada point kedua tidak dapat diwujudkan maka muatan lokal tidak usah diterapkan (dibatalkan) karena dianggap berpotensi memicu konflik etnis.

Ket.Foto:  hasil kesepakatan antara massa aksi dengan dinas Pendidikan dan Kebudayaan profinsi sulbar .
(Iman77)